Sabtu, 10 Oktober 2009

Menengok Jejak Basket

/ Comments: (0)

Di Indonesia, Bola Basket tergolong olahraga kalangan menengah ke atas. Namun belakangan sudah menjadi salah satu cabang olahraga paling favorit di kalangan muda dan sudah menyebar hingga ke desa-desa. Hal ini karena di sebagian besar sekolah (SMP dan SMU, bahkan kampus-kampus) cenderung membangun lapangan bola basket, menggantikan lapangan kasti di era 1980-an atau bola volly di era 1990-an.

Meluasnya olahraga ini karena mudah diperagakan dan sedikit bercitra intelek. Dalam aturan mainnya, akan tampak tidak saja mengandalkan pasokan energy yang melimpah, namun juga integensia yang tinggi.

Bagaimana awalnya olahraga ini muncul di permukaan bumi? Menurut sejumlah catatan sejarah, basket diciptakan secara tidak sengaja. Ceritanya, pada tahun 1891, Dr. Luther Gullick, guru olahraga pada Sekolah Guru Pendidikan Jasmani di Young Mens Christian Association (YMCA - sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachussetts, Amerika, gerah melihat anak didiknya mulai malas mengikuti kegiatan senam. Ia kemudian minta guru agama (pastor) Dr. James Naismith, teman sejawatnya di YMCA, untuk membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.

Naismith kemudian merenung dan tiba-tiba ingat sebuah permainan di masa kecilnya di Ontario, Kanada. Ia ingin permainan yang menarik dan gampang dipelajari. Saat itu permainan sepak bola memang digemari, namun cenderung “kasar” karena pemain berebut memasukkan bola ke gawang dengan tendangan. Ia kemudian mengambil beberapa unsur sepak bola seperti berlari-lari sembari menjinakkan gerakan bola. Agar tidak terjadi tendang-menendang, bola harus dibawa dengan dribble atau dioper kepada orang lain. Dan, sebagai sebuah permainan, dibuatlah sasaran yang sempit dan letaknya lebih tinggi dari para pemain sehingga adu kekuatan menjadi minimal dan yang lebih menonjol justru unsur kecepatan dan ketepatan.


Awalnya banyak yang menolak ide permainan ini. Namun tidak henti ia mendemonstrasikan ke lingkungannya. Kepada Stebbin, Kepala Urusan Rumah Tangga di gymnasium YMCA, Naismith minta dicarikan sebuah kotak dari peti kayu sebagai sasaran. Setelah mencari ke sana kemari, Stebbin tidak menemukan kotak kayu yang dimaksud. Akhirnya, Stebbin mengambil keranjang buahnya sebagai titik sasaran.

Setelah dipasang agak tinggi, Naismith setuju dan langsung memperagakan permainannya. Stebbin pun ikut melempar bola, mencoba memasukkannya ke dalam keranjang. Oleh karena keranjang buahnya berada di atas, setiap kali masuk, Stebbin harus memanjat untuk mengambil kembali bola. Setelah lelah naik turun, akhirnya bagian bawah kerajang buah itu dilobangi agar bola yang masuk langsung jatuh, dan jadilan seperti keranjang seperti saat ini.

Kejadian itu terjadi pada 15 Desember 1891. Sejak itu pula Naismith membari nama permainan yang masih dalam proses penciptaannya itu dengan sebutan basketball, atau bola basket. Setelah itu, seiring perjalanan waktu, Naismith pun terus menyempurnakan konsep, lengkap dengan peraturan-peraturannya. James Naismith menciptakan 13 aturan dasar permainan,yaitu:

  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit.
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Sambil menulis konsep aturan main, ia juga meminta para siswa untuk mempraktikkan dengan menempelkan keranjang pada sebuah dinding. Sebulan kemudian, Naismith berhasil menyempurnakan permainan ini. Maka, pada tanggal 20 Januari 1892, permainan ini secara resmi untuk pertama kalinya digelar dan oleh salah seorang murid YMCA disebut "Basket ball" atau bola basket.

Sejak itu, "Basketball" sangat popular di Amerika dengan pertandingan demi pertandingan digelar di berbagai Negara bagian. Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Naismith meninggal dunia 28 November 1939, ketika olahraga ciptaannya sudah menjadi favorit dunia internasional.

Permainan yang sederhana namun memerlukan ketangkasan ini merambah Eropa, Asia dan masuk ke tanah air dengan cepat. Di Indonesia, setelah menjadi olahraga masyarakat, pada tahun 1951 kemudian dibentuk organisasinya, yaitu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia atau Perbasi yang kantor pusatnya berada di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.

Oleh:
Dahlan Muhammad, Sekjen PB Perbasi

Bermain Basket Bagi Orang Pendek

/ Comments: (0)

Bagi siapa saja yang pernah menjadi yang terpendek dalam permainan bola basket, atau terlalu pendek untuk berebut bola rebound, jangan pernah patah semangat. Lihatlah Nate Robinson, pemain NBA yang 'hanya' bertinggi badan sekitar 165 cm, sangat mungil jika disandingkan dengan pemain NBA lainnya yang rata-rata tingginya mencapai 200 cm, tetapi mampu mendikte setiap pertandingan yang dia mainkan. Bahkan dia memenangkan kontes slam dunk pada tahun 2009, dengan salah satu gayanya 'KryptoNate' yang melompati Dwight Howard, pemain bertinggi sekitar 208 cm. Seperti pemain pendek lainnya seperti Spud Webb dan Muggsy Bogues, Nate membuktikan adanya keuntungan mempunyai postur tubuh pendek.

1. Lebih cepat dari yang lain
Kenyataan yang sangat jelas, pemain bola basket yang mempunyai postur tubuh lebih pendek akan lebih cepat bergerak dan mempunyai refleks yang sangat baik. Tetapi tidak semudah itu untuk mengalahkan pemain yang lebih tinggi, pemain pendek harus bekerja lebih keras dari pemain yang lebih tinggi. Tidak cukup dengan hanya mengandalkan kecepatan, tetapi juga harus mempunyai stamina yang sangat prima.

2. Abdominal yang lebih baik
Jangan pernah berpikir kalau untuk meningkatkan kecepatan hanya butuh melatih bagian kaki saja, tetapi juga harus sering melatih bagian abdominal. Hal ini akan membantu meningkatkan lompatan dan keseimbangan bergerak, baik ke kiri maupun ke kanan.

3. Berhati besar
Pemain pendek biasanya mempunyai hati yang lebih besar. Kecepatan dan stamina memberikan keuntungan yang bersifat fisik, tetapai apa yang bisa dilakukan dengan itu? Kuncinya adalah, determinasi untuk memenangkan pertandingan, apapun yang terjadi.

4. Jadi pusat perhatian
Manfaatkan keunggulan fisik, jadilah pemain yang paling aktif di dalam lapangan, tetapi yang paling penting, dalam bola basket atau apapun, jangan pernah menyerah! Selalu berpikir positif, jika orang lain tidak memberikan kepercayaan, maka percayalah pada diri sendiri.

Mengorganisir Program Latihan

Jika ada suatu hal yang menyebabkan kegagalan dalam melatih bola basket, maka hal itu adalah pengorganisasian yang lemah. Seorang pelatih harus mempunyai rencana yang terorganisir untuk membangun keseluruhan program yang ditanganinya.

Misal, seorang pelatih bola basket SMA harus mengetahui program yang sudah berjalan dan membandingkannya dengan tujuan awal. Pengamatan harus sering dilakukan untuk memastikan bahwa program berjalan pada arah yang benar. Membangun program seperti tumbuh dewasa. Selalu ada bagian yang berubah. Berbagai hal berubah dan seorang pelatih harus bisa beradaptasi. Satu tahun, pelatih bisa memiliki tim dengan pemain yang mempunyai motivasi sangat tinggi, tetapi di tahun yang lain, bisa saja pemain harus dilecut terlebih dahulu supaya termotivasi. Jadi jangan buat kesalahan, jalankan program dengan sangat terperinci.
Berikut adalah langkah-langkah membuat sebuah program.

Filosofi
Pelatih harus mempunyai filosofi. Filosofi tersebut harus menyebar di keseluruhan program. Perlu diluangkan waktu untuk menyamakan visi semua personel tim kepelatihan di dalam sistem tentang mengapa dan bagaimana filosofi tersebut akan berjalan. Alasan melakukan hal ini adalah supaya mereka tetap berada pada jalur yang benar selama satu tahun atau satu musim.
Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah merasa bahwa filosofi yang dimiliki bersifat mutlak. Suatu filosofi harus mempunyai ruang untuk berkembang. Pelatih akan mempelajari hal-hal baru dan mengetahui sesuatu yang tidak berjalan dengan benar. Pelatih juga harus mengetahui bagaimana reaksi para pemain dan membuat penyesuaian. Filosofi pada dasarnya adalah landasan dasar untuk melakukan sesuatu. Semua landasan dasar memiliki kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi, jadi seorang pelatih juga harus demikian.

Perencanaan
Jika pelatih tidak membuat rencana, maka dia merencanakan kegagalan. Pelatih harus mempunyai rencana setiap hari. Rencana ini bersifat fleksibel, tetapi mempunyai tujuan yang jelas. Ketika datang untuk melatih, seharusnya pelatih mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai. Selain itu juga harus memastikan semua personel tim kepelatihan melakukan hal yang sama. Ada suatu saat di mana rencana yang telah dibuat sedikit berubah, tetapi tetap sesuai dengan garis besar sehingga hasil latihan bisa dievaluasi.

Evaluasi
Setiap tahun harus dilakukan evaluasi pada masing-masing pemain, dan juga program yang telah dijalankan. Evaluasi apa yang bagus, apa yang harus dilakukan, apa tujuan yang ingin dicapai, dan bagaimana para pemain melakukannya. Sangat penting mendapatkan komentar dari masing-masing personel tim kepelatihan tentang bagaimana kinerja seorang pelatih, sehingga pelatih tersebut mengetahui apa yang dibutuhkan dari dirinya.

Proses evaluasi bersifat merupakan proses yang berkelanjutan. Setiap hari adalah proses evaluasi. Bersiaplah untuk membuat perubahan sesuai dengan kebutuhan.

Sistem
Semua program yang berhasil mempunyai sistem. Seharusnya terdapat sebuah sistem untuk setiap aspek dari program. Berikut adalah daftar dari sistem yang harus ada:
  1. Sistem sebelum latihan: Siapa yang menyiapkan latihan?
  2. Sistem pemanasan: Bagaiman para pemain melakukannya? Siapa yang memimpin?
  3. Sistem latihan: Bagaimana latihan berjalan setiap hari?
  4. Sistem pembersihan: Siapa yang akan membantu melakukannya?
  5. Sistem offensive: Apa yang akan diimplementasikan dan kapan?
  6. Sistem defensive: Defense apa yang akan diterapkan dan kapan?
  7. Press dan Press Breaker.
  8. Defense dan offense out of bound.
  9. Situasi khusus (di bawah 5 detik, buzzer beater, dll).
  10. Merinci skill secara khusus: Bagaimana pelatih mengajarkan skill fundamental dan skill apa yang menjadi fokus utama?
  11. Sistem perjalanan: Siapa yang mengurusi transportasi?
  12. Penyediaan pertolongan pertama.
  13. Nutrisi: Apa yang akan dimakan dan diminum sebelum dan sesudah latihan?
  14. Bagaimana seragam didistribusikan?
Seperti yang telah diketahui, ada banyak fungsi yang membutuhkan sistem. Masih ada banyak lagi yang belum terdaftar. Tetapi jika menginginkan program yang berkualitas, maka harus selalu memperhatikan semua hal dari hal yang sangat kecil maupun besar.

Dengan mengetahui aspek-aspek yang telah dijelaskan di atas, maka pelatih mempunyai awal yang sangat bagus untuk mengorganisir program suatu tim bola basket.

Membangun Defense Man-to-man

  1. Filosofi defense

Tim bola basket yang bagus, apapun tingkatnya, harus menganut beberapa prinsip defense dan masing-masing pemain harus memahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan ketika melakukan defense tidak dilakukan sendirian. Setiap pemain merupakan bagian dari sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang membentuk sebuah tim dan melakukan defense bersama untuk menetralisir semua bentuk offense. Meskipun dalam suatu pertandingan, defense tidak bisa 100 persen mencegah serangan lawan, tetapi dengan bekerja sama dalam defense dapat memberikan masalah tersendiri bagi lawan. Supaya defense yang dilakukan bisa efektif, pelatih harus secara sistematis mengajarkan pada para pemainnya tentang filosofi defense yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:

  • Setiap pemain dalam tim harus bertanggung jawab.

  • Defense harus selalu melakukan aksi, bukan reaksi.

  • Pergerakan offense harus dicegah.

  • Dalam setiap pertandingan harus mempunyai tujuan defense yang akan dicapai.

  • Setiap defense yang dilakukan mendukung offense yang akan dilakukan.

  • Akumulasi dari aksi-aksi kecil dalam defense akan membentuk defense yang hebat.

  • Peraturan 24 detik harus menjadi senjata defense yang sangat berguna.

Membentuk sebuah sistem defense membutuhkan waktu, kesabaran, kedisiplinan, dan juga komitmen dari setiap pemain dalam tim. Pelatih bertanggung jawab menjelaskan kepada para pemainnya tentang keuntungan sistem defense yang efektif. Tugas ini memerlukan diskusi panjang, contoh-contoh, simulasi, drill-drill khusus, dan kondisi fisik yang baik. Tujuan ini hanya akan tercapai jika didukung penuh oleh semua pemain dan staf yang bekerja dalam tim.

  1. Kemampuan teknis dan fisik

Satu elemen penting dalam membangun dan mejaga sistem defense agar tetap efektif adalah kondisi fisik. Kemampuan seperti kecepatan, kekuatan, keterampilan berubah arah pergerakan, dan stamina sangat penting untuk membentuk teknik defense. Sebagai tambahan, para pemain juga harus memahami dinamika pertandingan. Belajar teknik defense seperti penggunaan kaki dan tangan, positioning yang benar, dan rebounding adalah elemen penting dalam proses pembentukan. Defense mungkin merupakan bagian dari permainan bola basket yang paling tidak disukai oleh pemain, tetapi sebuah tim tidak bisa menang tanpa melakukan defense yang baik.

Semuanya berawal dari attitude. Pemain harus mempunyai attitude yang bagus untuk menjadi defender yang hebat. Sikap yang baik dan elemen-elemen yang bisa membentuk pemain defense yang bagus bisa diperoleh dari latihan-latihan yang telah direncanakan dengan tepat.

  1. Membentuk sistem defense man-to-man

Defense man-to-man merupakan dasar dalam pembentukan semua pemain bola basket. Oleh karena itu, defense harus menjadi bagian dari perencanaan suatu tim. Pemain pemula harus membentuk konsep mereka terhadap permainan bola basket ketika berlatih defense secara individual, sehingga suatu saat nanti mereka bermain dengan filosofi akan menjaga lawannya sepanjang pertandingan. Strategi-strategi berikut ini merupakan cara efektif untuk membentuk sistem defense man-to-man:

  • Teknik bola basket harus selalu dilatih

  • Latihan 1-on-1, 2-on-2, 3-on-3, dan 4-on-4 harus diterapkan untuk membentuk konsep help, area tanggung jawab, transisi defense, antisipasi, menjadi garis passing, dan mengetahui tentang bagaimana mengambil keuntungan aksi defense.

  • Selama latihan, defense yang sukses dilakukan harus dilanjutkan dengan offense (transisi).

  • Berfokus pada sikap defense yang benar.

  • Kekompakan melakuan defense kolektif harus dilatih secara rutin.

Selama sesi latihan, pelatih setidaknya menyediakan separuh dari waktu latihannya digunakan untuk drill-drill defense.

  1. 100% defense man-to-man

Istilah defense “man-to-man” sering disalahartikan. Supaya sebuah tim dapat melakukan defense man-to-man yang efektif, kelima pemain harus bekerja bersama-sama. Karena setiap pemain lebih bertanggung jawab dalam defense ini, maka kemampuan untuk saling membantu menjadi sangat vital. Sebuah pepatah, “a chain is only as strong as its weakest link” sangat cocok dengan defense man-to-man. Man-to-man merupakan strategi defense yang paling dasar dalam permainan bola basket, tetapi paling sering disalahartikan. Agar defense man-to-man bekerja dengan baik, setiap pemain tidak hanya bertugas mengikuti pemain yang dijaganya. Tekanan pada pemain lawan yang sedang menguasai bola merupakan kunci dari defender untuk mencegah pemain tersebut melakukan passing atau shooting. Turnover sering terjadi disebabkan oleh defense man-to-man yang ketat. Defender harus memberikan tekanan pada pemegang bola, melakukan block pada setiap shooting, dan melakukan box out setiap kali ada shooting. Jangan lupa, defense man-to-man sangat rentan dengan pelanggaran. Pemain yang bagus akan belajar dengan cepat tentang bagaimana menjaga lawannya tanpa melakukan foul; bagaimana melakukan block tanpa melakukan kontak fisik dengan shooter. Pemain defense yang bagus tahu di mana pemain yang dijaganya setiap saat, dan dengan memahami jalannya pertandingan, dia bisa mengantisipasi permainan lawan. Sifat agresif dari sistem defense ini membuat lawan kehilangan sekian detik yang berharga untuk menjalankan strateginya.

Dengan memainkan defense yang ketat pada setiap sesi latihan, diharapkan para pemain juga melakukan hal yang sama dalam suatu pertandingan.

Dribbling Moves

/ Comments: (0)

Dribbling adalah salah satu skill dasar yang harus dipelajari. Tidak hanya mempelajari cara dribbling yang bagus, tapi penting juga untuk mengetahui kapan harus men-drbble bola dan tidak. Seorang pemain yang terlalu sering melakukan dribbling dapat mematikan pergerakan dan momentum tim. Untuk menjadi seorang pemain yang bagus dalam dribbling dan ball handling, harus sesering mungkin melakukan latihan, menggunakan kedua tangan.

Dribble bola dapat dilakukan ketika:

  1. Untuk membawa bola ke front-court (menghindari pelanggaran 8 seconds).
  2. Melakukan drive ke ring basket.
  3. Untuk mendapatkan kesempatan shooting yang lebih baik.
  4. Untuk mendapatkan kesempatan passing yang lebih baik.
  5. Menghindari trap yang dilakukan oleh lawan.
  6. Memperlambat tempo permainan saat pertandingan akan berakhir.

Bagaimana cara dribble bola yang baik

Gunakan ujung jari, bukan telapak tangan. Gunakan lengan bawah dan pergelangan tangan untuk memantulkan bola. Jangan melihat pada bola, jaga kepala tetap tegak dan pandangan ke depan. Ketika melakukan latihan dribbling, selalu menggunakan tangan kanan maupun kiri.

Jenis dribble

Control dribble (ketika posisi defender sangat dekat)

Ketika defender menjaga dengan ketat, selalu gunakan control dribble. Posisi badan sedikit membungkuk. Usahakan posisi badan selalu di antara bola dan defender. Pantulan bola harus rendah, berada agak sedikit di belakang dan dekat dengan badan. Tangan yang lain tetap lurus, untuk mengantisipasi pergerakan defender. Tidak boleh mendorong atau menarik defender, tetapi boleh menguatkan lengan untuk mencegah defender meraih bola. Jangan berhenti men-dribble bola sampai bisa melakukan shooting atau passing. Jika sampai dribbling dihentikan, menjadikan situasi dead ball, dan satu atau dua pemain defender akan segera mendekat. Lihat disini.

Speed dribble (ketika tidak terjaga)

Untuk membawa bola dengan cepat, gunakan speed dribble. Dorong bola ke depan, pantulkan bola setidaknya setinggi pinggang. Seperti biasa, kepala harus tetap tegak dan pandangan ke depan, sehingga bisa mengetahui kondisi teman dan lawan. Bergerak secepat mungkin, tapi jangan lebih cepat dibanding dengan kemampuan mengontrol bola. "You must be quick, but never hurry". Sering kali jump stop yang dilakukan pada akhir dribble dapat digunakan untuk menghindari pelanggaran traveling sambil tetap mengontrol bola. Lihat disini.

Crossover dribble

Sederhana saja, crosover dribble digunakan untuk memindahkan dribbling dari satu tangan ke tangan yang lain, dengan memantulkan bola menyilang ke tangan yang lain. Kemudian tangan yang lain menguasai bola dan melakukan dribbling. Dribbling ini dapat digunakan untuk mengubah arah pergerakan dengan cepat. Lihat disini.

In and out dribble

In and out dribble merupakan gerakan tipuan yang dapat digunakan untuk melewati defender. Dengan gerakan ini, pantulkan bola sekali di depan seperti akan melakukan crossover dribble, bukannya menguasai bola dengan tangan yang lain, tetapi justru tetap menggunakan tangan yang sedang men-dribble bola untuk membawa bola ke arah semula untuk melewati defender. Misalnya, jika sedang men-dribble dengan tangan kanan, pantulkan bola di depan dan pindahkan berat tubuh ke kaki kiri. Dari sudut pandang defender, hal ini akan terlihat seperti crossover dribble ke kiri. Tetapi, gunakan tangan kanan untuk menguasai bola dari sisi atas bola dan secepatnya bawa bola kembali ke arah semula. Lihat disini.

Hesitation dribble

Teknik juga merupakan gerak tipuan yang bisa digunakan untuk melewati defender. Pertama, lakukan speed drible mengarah ke defender, kemudian tiba-tiba berhenti, saat defender mendekat, kembalikan kecepatan seperti semula dengan melakukan speed dribble ke salah satu sisi defender. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan crossover dribble. Lihat disini.

Behind the back dribble dan through the legs dribble

Kalau dulu, melakukan dribble behind the back atau through the legs dianggap sebagai teknik untuk pamer skill saja, tapi sekarang tidak lagi. Gerakan ini bisa sangat berguna jika digunakan dengan benar dan dalam situasi yang tepat. Dribble ini baik dilakukan di ruang terbuka, misalnya seorang guard sedang membawa bola dengan presure ketat dari seorang defender. Ketika sedang melakukan dribble dengan tangan kanan, defender biasanya akan condong ke kanan. Pada saat itu, lakukan dengan cepat behind the back atau between the legs dribble, dan arah pergerakan berubah ke kiri. Kenapa tidak melakukan crossover dribble yang sederhana saja? Karena defender berada sangat dekat, sehingga bisa saja dia melakukan steal. Dengan teknik behind the back atau through the legs, proteksi bola akan lebih baik karena posisi badan tetap berada di antara bola dan defender.

Untuk melakukan behind the back dan between the legs dribble lihat di sini dan di sini.

Spin Move

Gerakan spin merupakan gerakan yang sangat bagus digunakan untuk melewati defender. Tetapi tetap waspada, karena defender bisa saja melakukan steal dari belakang. Ketika melakukan spin, reverse pivot menggunakan kaki yang lebih di depan, tarik bola, dan secepatnya putar badan ke belakang. Jangan sampai tangan berada di bawah bola (pelanggaran carrying). Kemudian lanjutkan dengan dribble menggunakan tangan yang lain. Lihat di sini.

Back-up dribble dan crossover

Back-up dribble sangat berguna untuk menghindari trap dari defender. Dribble mundur ke belakang dan selanjutnya lakukan crossover dengan cepat (atau behind the back atau through the legs dribble). Lihat di sini.

Memulai Melatih Bola Basket (Bagian Ketiga)

Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan (sesi latihan maupun pertandingan) merupakan aspek yang sangat penting dari tugas seorang pelatih.

Pelatih yang tidak pernah membuat rencana biasanya cenderung akan mengalami masalah di kemudian hari. Pada awal-awal latihan, mungkin para pelatih sangat bersemangat, percaya diri, mempunyai banyak ide yang cemerlang, dan ingin melakukan banyak hal secara bersamaan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, semangat, tenaga, dan kepercayaan diri mereka semakin berkurang, kehabisan ide dan sesi latihan menjadi suatu rutinitas yang kurang bermanfaat.

Setiap ada pertandingan penting, pada awalnya para pelatih cenderung mempunyai motivasi yang besar, dan lagi-lagi menginginkan para pemainnya mempelajari banyak hal dalam satu waktu, mengoreksi setiap kesalahan hanya dalam beberapa sesi latihan.

Tetapi, ketika ada kompetisi, pelatih yang tidak pernah memikirkan kejadian di masa lalu, pasti hanya memikirkan pertandingan selanjutnya dan lupa menyelesaikan pekerjaan yang dibutuhkan untuk kemajuan para pemainnya.

Di sisi lain, jika seorang pelatih merncanakan pekerjaannya akan mempunyai perspektif berguna yang akan membantunya mengevaluasi secara obyektif aspek mana yang paling penting. Dari perspektif ini, para pelatih dapat membuat keputusan tepat dan mengorganisir pekerjaan yang seharusnya dilakukan dengan lebih baik.

Dengan perencanaan, para pelatih mempunyai tujuan dan pemikiran yang jelas tentang bagaimana mencapainya, mereka mengetahui dengan pasti akan menuju ke mana, jalan yang harus ditempuh dan bagaimana menempuhnya, masalah-masalah yang akan dihadapi dan bagaimana mengatasinya.

Sejauh apa merencanakan

Seorang pelatih mungkin merencanakan kegiatan untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, untuk beberapa tahun, satu musim, dari satu sampai beberapa bulan, untuk satu atau beberapa minggu, dan tentu saja, setiap sesi latihan.

Dalam sebuah klub yang terdiri dari tim dengan kategori yang berbeda-beda, akan lebih bagus jika terdapat perencanaan yang lebih fleksibel, dapat mencakup kegiatan selama beberapa tahun untuk pemain anak-anak (tahap mini basketball) dan pemain yang lebih tua (13 tahun ke atas). Dengan cara ini, pekerjaan setiap pelatih tim akan ditentukan dalam satu garis besar secara umum.

Tidak peduli apakah seorang pelatih membuat sistem perencanaan jangka panjang atau tidak, siapa saja yang melatih pemain anak-anak harus selalu berpikir tentang masa depan mereka sehingga tidak mengganggu kegiatan yang seharusnya mereka lakukan sehari-hari

(bersambung...)

Screen

/ Comments: (0)

Screen atau pick terjadi ketika seorang pemain offensive berusaha mem-blok seorang pemain defensive, membebaskan pemain offensive lain yang sedang dijaga sehingga didapatkan kesempatan melakukan shooting atau passing yang lebih terbuka. Melakukan screen dengan baik merupakan bagian fundamental dalam pertandingan bola basket. Screen sangat berguna jika digunakan melawan defense man-to-man, atau ketika menjalankan strategi out-of-bound, dan kadang-kadang juga dapat dilakukan ketika melawan defense zone. "Pick and roll" sampai saat ini masih merupakan taktik sederhana yang paling sulit untuk dijaga ketika dilakukan dengan benar. Pemain legendaris Utah Jazz, John Stockton dan Karl Malone, adalah master pick and roll.

Elemen penting dalam melakukan screen yang efektif:

  1. Pemain yang melakukan screen (screener) harus bersentuhan dengan pemain defensive yang akan di-blok (tetapi tidak sampai foul, menahan atau mendorong). Jika tidak sampai bersentuhan, maka pemain defensive akan dengan mudah menghindari dari screen.
  2. Buka kedua kaki lebar-lebar. Setelah posisi screen terbentuk, jangan menggerakkan lagi kedua kaki untuk menghindari pelanggaran "moving screen". Screener harus diam, tidak bergerak mengikuti pemain defensive, dan juga jangan mendorong pemain defensive. Jika pemain defensive menubruk screener karena screener tidak dalam posisi diam, maka kemungkinan akan terjadi offensive foul.
  3. Kedua lengan tangan harus tetap menempel di dada, bukan hanya untuk melindungi dari kontak fisik yang berlebihan, tetapi dengan itu wasit juga dapat melihat bahwa screener tidak melakukan dorongan menggunakan tangan, atau menahan pemain defensive.
  4. Sudut atau arah screener dan timing screen merupakan faktor yang paling penting. Screener harus dapat mengantisipasi arah yang akan dituju oleh pemain offensive lainnya, kemudian melakukan kontak dengan pemain defensive dalam sebuah posisi sehingga screener berada di jalur pemain defensive tersebut. Jika sudut yang diambil tidak benar, maka pemain defensive akan dengan mudah menghindarinya.
  5. Setelah terjadi screen, screener harus melakukan "seal" pada pemain defensive yang dikenai screen, diikuti dengan "roll" mengarah ke ring basket. Jika terjadi pertukaran pemain defensive, maka akan tercipta kesempatan melakukan passing ke screener yang terbuka.
  6. Pemain offensive yang akan memperoleh bantuan screen harus sabar menunggu screener datang. Seringkali pemain offensive membuat kesalahan dengan melakukan drive sebelum situasi screen terbentuk, oleh karena itu pemain defensive akan dengan mudah menghindari screen.
  7. Pemain offensive yang memperoleh bantuan screen harus bergerak sedekat mungkin dengan screener. Jika tidak begitu, screen dapat dihindari oleh pemain defensive.

Gambar 1 Kesalahan melakukan screen

Jenis screen:

Amati Gambar 2. Screen dapat dilakukan pada pemain offensive yang sedang menguasai bola maupun tidak.

Gambar 2 Jenis screen

  1. Front-screen

    Screener menghadap ke pemain defensive.

  2. Back-screen

    Screen dilakukan dibagian belakang (tak terlihat) pemain defensive. Biasanya screener tidak menghadap ke ring basket.

  3. Down-screen

    Screen dilakukan di area low post, dan biasanya screener menghadap ke arah ring basket.

Pemain Luar Biasa

Pemain Luar Biasa


Pemain luar biasa:
  1. Selalu melakukan defense dengan bagus, meskipun saat itu offense-nya sedang "off".
  2. Do hustles, berusaha sekuat tenaga merebut bola liar, melakukan box-out dan rebound.
  3. Mempunyai visi yang bagus, mampu mengamati keseluruhan lapangan, dan melakukan passing akurat ke teman yang mempunyai kesempatan lebih terbuka.
  4. Seorang ball-handler yang handal, melakukan turnover se-minimal mungkin.
  5. Bisa melakukan shooting dari luar.
  6. Bisa melakukan drive, "take it to the hoop". Tidak hanya bergantung pada shooting dari luar, atau kemampuan melakukan drive saja. Harus mampu melakukan keduanya dengan baik. Jika seorang pemain tidak bisa melakukan shooting dari luar, maka pemain defensive akan mencegah pemain tersebut melakukan drive. Sebaliknya, jika tidak bisa melakukan drive, pemain defensive akan melakukan penjagaan ketat yang akan mencegah pemain tersebut melakukan shooting dari luar. Tetapi, jika mampu menguasai keduanya, pemain defensive tidak bakal bisa mengunci pada kedua aspek tersebut.
  7. Selalu mencari kesempatan melakukan shooting. Tidak berhenti melakukan shooting hanya karena tidak berhasil memasukkan satu atau dua tembakan. Jika seorang pemain memulai pertandingan dengan "dingin", dia biasanya akan mulai panas dengan defense dengan baik, melakukan satu atau dua steal, dan memperoleh kesempatan lay-up mudah atau free throw. Kemudian shooting yang dilakukan akan mulai menghasilkan angka.
  8. Mampu mencetak angka lewat free throw.
  9. Selalu menghindari foul trouble.
  10. Mempunyai kekuatan mental, mampu merasakan waktu-watku kritis dalam pertandingan dan mengangkat moral teman mainnya (terutama dalam melakakukan defense). Mau melakukan "hal sepele" yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan, seperti melakukan passing ke teman yang lebih terbuka, melakukan screen yang sempurna, melakukan steal, dll. Tetap fokus, tidak mudah terpancing emosinya jika teman, lawan, atau ofisial pertandingan melakukan kesalahan. Bisa melupakan kesalahan dan tetap bermain dengan penuh semangat. Memahami situasi pertandingan, dan waktu.
  11. Menginspirasi dan memimpin teman-temannya melalui perbuatan, kerja keras di setiap latihan dan pertandingan. Pemain yang luar biasa bekerja lebih keras daripada pemain lainnya. Pemain luar tidak dilahirkan begitu saja, mereka menjadi luar biasa karena kerja keras dan dedikasi.
  12. Memahami konsep "tim" dan "keluarga". Diperlukan lebih dari sekedar kemampuan untuk menjadi tim juara. Sebuah tim harus mempunyai "chemistry", mempunyai tujuan bersama, dan saling menghormai, membantu, dan menyemangati antar komponen tim.
  13. Pemain luar biasa bersifat "coachable". Mampu mendengarkan dan bekerja sama dengan pelatih. Berani mencoba hal-hal baru dan selalu bersedia ketika pelatih membutuhkan seorang pemimpin, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Cedera Ankle

/ Comments: (0)

Ketika ankle terkilir, mungkin kamu akan menangis dan segera menyadari kalau kamu sedang cedera ankle. Kedengarannya sepele, tetapi cedera jenis ini mempunyai pengaruh yang serius jika tidak diperlakukan dengan benar. Basket adalah permainan yang melibatkan perubahan arah berlari secara cepat, sebagaimana lompatan dan pendaratan yang terus-menerus. Sialnya, aktivitas ini meningkatkan kemungkinan pemain basket menderita cedera ankle. Jika hal tersebut terjadi, setiap pemain harus memahami apa yang sebaiknya dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan yang memungkinkannya untuk kembali ke lapangan pertandingan secepat mungkin.

Cedera ankle yang paling sering terjadi adalah inversion. Cedera ini disebabkan oleh pendaratan kaki seorang pemain di atas kaki pemain lain, dengan kaki pemain pertama menggulung ke sisi luar. Hal ini membuat sobek ligamen bagian luar, serat kuat yang mengikat telapak kaki dengan kaki bagian bawah. Penanganan awal terhadap cedera ankle sangat penting dan membutuhkan metode RICE, yang berarti:

  • Rest
  • Ice
  • Compression
  • Elevation

RICE dibutuhkan untuk membatasi rasa sakit, pendarahan, dan pembengkakan di sekitar sendi ankle. Pembengakan terjadi dengan lambat, pertama-tama nampak kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, akan membesar di sekitar sendi dan membatasi pergerakan dan mengganggu proses rehabilitasi pemain. Pembengkakan yang lebih besar mangakibatkan pemain dapat absen dari lapangan basket lebih lama. Penanganan awal di lapangan seharusnya dapat untuk menentukan tingkatan cedera.

Pemain yang cedera seharusnya segera berhenti bermain dan REST. Meneruskan pergerakan ankle hanya akan meningkatkan pendarahan dan pembengkakan.

ICE harus segera dibalutkan pada area yang sakit. Es seharusnya dibalutkan tiap jam, selama 15 menit, pada empat jam pertama. Penggunaan es dilanjutkan setiap empat jam sekali sampai 24 - 48 jam ke depan.

COMPRESSION dapat meminimalisir pendarahan dan pembengkakan. Kompres dilakukan dengan menggunakan perban elatis. Jika pembengkakan mengakibatkan perban menjadi lebih erat maka harus segera dikendurkan. Teknik pembalutan perban yang digunakan adalah Lousiana seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

1

2

3

4

5

ELEVATION pada ankle sangat penting dan seharusnya lebih atas dari posisi jantung dan dilakukan sesering mungkin selama 48 jam pertama. Perlakuan ini mengurangi aliran darah ke ankle. Nasehat petugas medis dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa parah cedera pada ligamen dan mengantisipasi terjadinya keretakan tulang.

Proses penyembuhan

Dibutuhkan program rehabilitasi menyeluruh sehingga pemain dapat kembali bermain di lapangan dengan ketangkasan seperti semula dan mencegah cedera yang lebih parah lagi. Fisioterapi merupakan bagian penting dari prosedur rehabilitasi. Fisioterapis akan memperkirakan seberapa parah cedera, dan merawat ligamen dan sendi, dengan tujuan memperoleh kembali pergerakan ankle yang normal, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Tindakan ini mungkin melibatkan pemijatan ligamen, mobilisasi, peregangan ankle, latihan kekuatan, latihan keseimbangan, penggunaan teknik terapi elektro seperti ultrasonik, dan pengikatan atau penahanan sendi yang terluka.

Pemain dapat kembali berolahraga ketika pemain sudah dapat melompat, berlari ke depan, belakang, samping, arah angka delapan, dan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah lari secara cepat tanpa rasa sakit. Sekali pemain kembali bermain, pengikatan atau penahanan ankle mungkin masih diperlukan sebagai pembantu keseimbangan ankle yang secara signifikan masih lemah karena cedera yang baru saja diderita. Sekali terjadi cedera ankle, maka ankle tersebut akan empat kali lebih rawan terhadap cedera yang sama. Oleh karena itu, penyokongan ankle menggunakan pengikat merupakan cara yang ideal untuk membantu pemain dapat kembali bermain basket, dan yang paling penting, mencegah cedera yang lebih parah di masa depan.

Tips

Untuk melatih kembali sel-sel yang ada pada ankle, berdiri dengan kaki yang cedera, peroleh keseimbanganmu sambil menutup kedua mata, dan pertahankan selama mungkin. Ketika sudah dapat melakukan hal tersebut, lanjutkan dengan melakukan lompatan kecil, melompat dan mendarat dengan kedua mata tertutup.

Cedera Yang Sering Terjadi Pada Bola Basket

/ Comments: (10)

Bola basket adalah jenis olahraga yang populer di seluruh penjuru dunia. Jutaan orang memainkan olahraga ini di berbagai tingkatan kompetisi. Mulai dari tingkat kejuaraan antar kampung sampai NBA, cedera kapan saja dapat terjadi. Cedera pada olahraga bola basket dapat dibagi menjadi dua kategori umum: cedera overuse dan cedera traumatis.

Cedera overuse
Cedera yang disebabkan oleh ketegangan yang terus menerus pada suatu bagian tubuh hingga bagian tersebut rusak dan mulai terasa sakit disebut sebagai cedera overuse. Salah satu contoh cedera overuse adalah patellar tendinitis, atau "jumper's knee", yang dicirikan oleh rasa sakit pada tendon tepat di bawah tempurung lutut.

Beberapa pemain bola basket terlalu sering menggunakan tendon yang berada pada bahunya. Rotator dari bahu tersusun dari empat otot. Tendon yang melekatkan otot-otot tersebut ke tulang bahu bisa mengalami keradangan dan menimbulkan rasa sakit, terutama ketika jika terlalu sering melakukan aktivitas di atas kepala, seperti shooting.

Cedera traumatis
Cedera traumatis disebabkan oleh gerakan tiba-tiba yang sangat kuat. Beberapa cedera traumatis yang sering terjadi dalam bola basket adalah cedera pada jari-jari tangan. Tingkat keseriusan cedera jari di mulai dari cedera minor pada ligamen yang menghubungkan antar tulang satu dengan lainnya, sampai patah tulang jari. Contoh lain dari cedera traumatis adalah otot yang tertarik atau sobek. Pada pemain bola basket, jenis cedera ini sering kali terjadi di otot besar pada kaki. Untuk mencegahnya, lakukan stretching pada bagian paha dan betis dengan baik dan selalu memulai setiap latihan dengan pemanasan.

Cedera ankle
Cedera yang paling sering dialami pemain bola basket adalah cedera ankle. Cedera ini sering terjadi ketika seorang pemain mendarat pada kaki pemain lain atau ankle menggulung terlalu keluar. Ketika hal tersebut terjadi, ligamen dapat sobek sebagian atau seluruhnya.

Cedera lutut
Cedera lutut merupakan salah satu cedera yang paling serius pada olah raga bola basket. Salah satu jenis cedera lutut adalah sprain (keseleo). Lutut yang keseleo menyebabkan sobekan kecil di ligamen yang bisa dianggap tidak cukup serius untuk membuat pemain bola basket pensiun. Untuk membantu proses penyembukan sobekan pada ligamen, lutut harus diistirahatkan untuk beberapa waktu. Setelah sobekan sembuh, diperlukan latihan peregangan dan penguatan untuk otot di sekitar lutut supaya dapat membantu menahan lutut tetap pada tempatnya.

Cedera lain pada lutut terjadi karena sobekan pada meniscus, yang merupakan jaringan yang berperan sebagai bantalan antara tulang-tulang bagian bawah dan atas dari kaki pada lutut. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan meniscus yang telah sobek, mungkin diperlukan operasi arthroscopic. Operasi tersebut dilakukan dengan memasukkan sebuah kamera dan instrumen-instrumen ke dalam sendi lutut melalui irisan kecil pada kulit. Dengan instrumen-instrumen tersebut, meniscus yang rusak dapat dilihat dan diobati.

Cedera yang lebih serius adalah sobekan menyeluruh dari salah satu atau lebih ligamen yang menyokong lutut. Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah salah satu ligamen yang sering sobek pada lutut. Ligamen ini menghubungkan bagian atas dan bawah tulang-tulang kaki dan membantu menjaga lutut berada pada tempatnya. Jika terjadi kerusakan pada ACL, lulut akan terasa sangat sakit dan mungkin bisa menyebabkan seorang pemain pensiun dari olah raga bola basket. Setelah mengalami cedera ACL, beberapa pemain masih dapat terus bermain bola basket tanpa melakukan operasi. Tetapi mereka harus menjalani latihan khusus untuk memperkuat otot-otot pahanya, dan menggunakan penguat pada lututnya. Otot paha yang kuat memberikan stabilitas pada lutut yang sudah tidak dapat dilakukan oleh ACL yang rusak.

Bola basket adalah olahraga yang menyenangkan untuk semua tingakt usia dan kemampuan, tetapi selalu waspada terhadap cedera-cedera yang disebabkan oleh overuse dan trauma.

Cedera Jari Pada Bola Basket

/ Comments: (0)

Bola basket merupakan permainan yang sering menggunakan tangan untuk menangkap bola, dribble, defend, shoot, dsb. Cedera tulang sendi pada jari tangan seperti keseleo, urat terjepit, dan bahkan dislokasi sering kali terjadi. Dalam beberapa kasus, cedera tersebut bisa terjadi karena salah satu jari tersangkut kostum pemain lain atau jaring ring basket, setelah terjadi benturan dengan papan ring basket, atau terkena pantulan bola yang terlalu kencang.

Bengkak pada PIP (sendi proximal interphalangeal) merupakan cedera yang paling sering terjadi dalam bola basket, di samping cedera serius seperti dislokasi atau keretakan pada PIP dan DIP (sendi distal interphalangeal). Pengenalan dan perlakuan secara cepat terhadap cedera ini sangat dibutuhkan untuk mencegah cedera yang lebih lama atau bahkan permanen. Banyak cedera pada sendi jari dapat dirawat secara konservatif dengan balutan dan terapi fisik.

Contoh Kasus: Keretakan pada DIP jari telunjuk. Pemain yang menderita adalah power forward dari sebuah tim di JBL (Japan Basketball League) Super League, liga basket tertinggi di Jepang.

Penyebab: Ketika sedang melakukan sesi latihan, bola dipassing kepada pemain tersebut dan membentur keras mengenai jari telunjuk tangan kanan pemain tersebut, sehingga menyebabkan rasa sakit yang hebat.

Pertolongan Pertama: Meskipun bengkak dan kelainan bentuk pada jari tidak langsung terlihat jelas, pemain tersebut mengatakan ada rasa sakit yang berdenyut di bawah kukunya, pada DIP, yang merupakan tulang sendi ketiga. Oleh karena itu, jari yang cedera dengan cepat didinginkan dengan es dan kemudian dikompres. Selanjutnya pemain tersebut dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis.

Diagnosa: Setelah dilakukan pemeriksaan sinar X (Gambar 1 dan Gambar 2) di rumah sakit, pemain tersebut didiagnosa mengalami keretakan sendi ketiga pada jari telunjuknya. Tulang distal-nya pecah menjadi tiga bagian menyerupai huruf "T". Dan juga pecahan kecil dari tulang ditemukan di sisi bagian dalam dari sendi DIP.

Gambar 1 Hasil sinar X (dari atas)

Gambar 2 Hasil sinar X (dari samping)

Cara Membalut: Tim pemain tersebut menyisakan dua pertandingan di musim kompetisi reguler sebelum memasuki babak play-off. Jika pemain tersebut melewatkan dua pertandingan tersebut, maka dia punya waktu tiga minggu sebelum babak play-off dimulai. Akan tetapi, pemain ini mempunyai motivasi yang sangat tinggi dan dia tidak mau terus berada di luar lapangan. Pada waktu itu ada cara untuk memberikan sokongan pada DIP sehingga kondisi DIP yang cedera tidak akan bertambah parah, oleh karena itu pemain tersebut dibolehkan bermain lagi setelah dua minggu beristirahat. Waktu istirahat tersebut sangat lebih cepat dari biasanya. Setelah berlatih singkat, dia bisa bermain untuk timnya pada pertandingan akhir musim reguler, meskipun dengan waktu bermain yang terbatas. Pada saat di luar lapangan, pemain tersebut memakai peralatan khusus yang tidak menimbulkan tekanan pada ujung jari. Alat yang digunakan adalah pembalut khusus yang telah dilembutkan dengan cara dipanaskan. Supaya tidak menyulitkan aktivitas sehari-hari pemain tersebut, digunakan jenis pembalut jari yang panjang, sehingga mudah dipasang maupun dilepas (lihat Gambar 3 dan 4).

Gambar 3 Pembalut panjang

Gambar 4 Pemasangan pembalut panjang

Selama Latihan dan Pertandingan: Hanya menggunakan jenis pembalut yang pendek, direkatkan menggunakan plester sampai sendi jari ketiga (lihat Gambar 5 dan 6).

Gambar 5 Pembalut pendek

Gambar 6 Pemasangan pembalut pendek

Perekatan: Dua set sokongan berbentuk seperti hururf X dipasang pada DIP jari telunjuk dengan lebar perekat kurang lebih ½ inci (lihat Gambar 7).

Gambar 7 Sokongan berbentuk huruf X

Perawatan: Penggunaan es setiap selesai sesi latihan dan pertandingan. Untuk terapi fisik sehari-hari, hanya dilakukan sedikit stimulasi untuk mengurangi rasa sakit. Selama pemain tidak merasa sakit atau tidak nyaman, terapi harus dilakukan untuk memperbaiki jangkauan pergerakan jari seperti semula.

Hasil: Tim pemain tersebut lolos ke semifinal sebelum akhirnya tereliminasi. Pemain tersebut mampu bertanding di dua pertandingan semifinal dengan jari yang dibalut. Tidak terjadi cedera yang lebih parah saat dia bertanding. Pada umumnya, ketika seorang pemain mengalami keretakan pada jarinya, tidak disarankan untuk memainkan pemain tersebut sampai keretakan tersebut sepenuhnya sembuh. Untuk menghindari gangguan pada cedera dan melindungi karir seorang pemain, direkomendasikan untuk menjalani periode penyembuhan total sebelum memperbolehkan seorang atlet bermain bola basket lagi.

Dalam kasus yang dijelaskan di sini, pemain tersebut mempunyai kemauan bermain yang sangat kuat dan situasi khusus di tim yang sedang menjalani babak play-off, oleh karena itu diperlukan pertimbangan yang matang sebelum memperbolehkan pemain tersebut bermain lebih awal dari waktu istirahat normal. Dan juga, memperhatikan kondisi keretakannya, resiko memburuknya cedera ini dirasa sangat kecil.

Perubahan Peraturan FIBA

Pertemuan FIBA Central Board, badan eksekutif tertinggi International Basketball Federation, di Beijing tanggal 26 April kemarin menghasilkan beberapa keputusan bersejarah berkaitan dengan peraturan pertandingan. Berdasarkan rekomendasi dari FIBA Technical Commission (sekelompok ahli yang menangani peraturan pertandingan), beberapa amandemen peraturan resmi pertandingan bola basket telah disetujui.

Rekomendasi tersebut berusaha untuk mempersatukan peraturan pertandingan yang sudah ada, sehingga di masa depan hanya akan ada satu peraturan untuk pertandingan bola basket di seluruh dunia. Di bawa ini adalah ringkasan perubahan peraturan-peraturan yang telah disetujui, termasuk juga amandemen bersejarah seperti perpanjangan garis three point (sejak 1984), dan perubahan bentuk area trapesium (sejak tahun 1950) menjadi persegi panjang. Semua perubahan yang disebutkan di bawah ini akan diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1 Oktober 2008, setelah Olimpiade Beijing 2008.

Artikel 4.3 Seragam

Ketentuan bahwa T-shirt boleh dikenakan di bawah segaram pemain menjadi tidak valid lagi.

Artikel 25.2.3 Pemain yang jatuh di lantai

Pemain yang jatuh dan meluncur di lantai sambil memegang bola merupakan tindakan yang legal.

Artikel 28.1.3 Bola berada di area frontcourt

Bola dianggap berada di area frontcourt, apabila ketika selama dribble dari backcourt ke frontcourt, kedua kaki dari pemain yang sedang men-dribble dan bola bersentuhan dengan frontcourt.

Artikel 31.1.2 Bola kembali ke area backcourt

Jika seorang pemain yang melompat dari frontcourt, untuk memperebutkan kendali permainan dari lawan ketika masih berada di udara, dan mendarat di area backcourt bukan merupakan pelanggaran.

Artikel 31 Goaltending dan Interferensi

Jika seorang pemain meraih dan menyentuh bola dari bawah ring basket merupakan tindakan interferensi (bukan pelanggaran yang sederhana) dan akan dikenai konsekuensi yang relevan.

Artikel 36.1.4 Pelanggaran Unsportmanlike

Jika pemain defensive melakukan kontak dengan seorang pemain offensive dari belakang atau samping dengan maksud untuk menghentikan fastbreak, sementara tidak ada pemain defensive lain di antara pemain offensive dan ring basket, maka tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran unsportmanlike.

Aritkel 38.3.1 Technical Foul

Technical foul dapat diberikan pada seorang pemain yang secara berlebihan mengayunkan siku lengan (meskipun tanpa kontak dengan pemain lawan).


Sedangkan, amandemen peraturan yang disebutkan di bawah ini akan berlaku untuk tingkat kompetisi sebagai berikut:

  • Kompetisi Tingkat Tinggi/Tingkat 1, (kompetisi resmi FIBA, misalnya turnamen olimpiade, kejuaraan dunia, kejuaran dunia U19 dan U17, dan kejuaraan antar zona atau kontinental) , berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2010, setelah kejuaran dunia tahun 2010.
  • Kompetisi Tingat Menengah/Tingkat2, (misalnya semua kompetisi resmi FIBA dan kompetisi tingkat tinggi pada federasi nasional), berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2012, setelah Olimpiade London 2012.

Gambar 1 Perubahan garis free-throw

Artikel 2.2.3 Garis Free-Throw

Area three-second berbentuk persegi panjang (bukan lagi trapesium) seperti Gambar 1 di atas.

Artikel 2.2.4 Area Three-Point

Jarak garis three-point menjadi 6,75 meter (bukan 6,25 meter seperti yang ada sekarang).

Artikel 2.2.5 Sideline
Throw-In

Dua garis kecil akan ditambahkan di luar lapangan, di sisi yang berlawanan dari area meja ofisial dan bangku cadangan, dengan jarak 8,325 meter dari baseline, dengan kata lain, sejajar dengan puncak garis three-point. Pada dua menit terakhir dari pertandingan dan periode perpanjangan waktu, time-out yang diberikan pada tim yang sedang menguasai bola di area backcourt, throw-in selanjutnya akan dilakukan pada sisi yang berlawanan dari meja ofisial dari garis sideline throw-in dan bukan dari garis halfcourt seperti sekarang.

Aritkel 2.2.7 Setengah Lingakaran No-Charge

Ditambahkan tanda setengah lingkaran no-charge di bawa ring basket. Jaraknya dari titik tengah ring basket (pada lantai) adalah 1,25 meter. Offensive foul tidak diberikan jika terjadi kontak oleh pemain offensive terhadap pemain defensive yang berdiri di area setengah lingakaran no-charge.

Artikel 29 Dua Puluh Empat Detik

Jika throw-in dilakukan di area backcourt peralatan 24 detik dikembalikan ke 24 detik. Jika throw-in dilakukan di area frontcourt, peralatan 24 detik akan diperlakukan sebagai berikut:

  • Jika peralatan 24 detik menunjukkan angka 14 atau lebih ketika pertandingan dihentikan, maka angka yang tertera pada peralatan 24 detik tidak perlu dikembalikan.
  • Jika peralatan 24 detik menunjukkan angka 13 atau kurang ketika pertandingan dihentikan, maka angka yang tertera pada peralatan 24 detik diatur supaya menunjukkan angka 14 detik.

Untuk visualisasi yang lebih jelas dari perubahan peraturan-peraturan di atas, silakan mengamati Gambar 2.

Gambar 2 Diagram lapangan basket

Benar atau Salah #1


1.

Tanya

:

Ketika sedang melakukan shooting, dan bola berhasil masuk, A2 dilanggar oleh lawan. Technical foul juga dikenakan untuk pelatih tim B. Free throw A2 untuk foul awal (bukan technical foul) berhasil dilakukan. Sebelum bola menjadi "hidup" setelah free throw pertama pada kasus technical foul oleh pelatih tim B, time-out diminta oleh tim A. Apakah time-out tersebut dibolehkan?

Jawab

:

Ya, artikel 27.4.1

2.

Tanya

:

A1 melepaskan shooting, ketika bola sedang mengarah naik tersentuh oleh pemain B1. Setelah kontak oleh B1 dan bola sedang mengarah turun, tetapi belum menyentuh ring basket, bola tersentuh oleh A3 dan berhasil masuk ring basket. Apakah skornya dihitung?

Jawab

:

Tidak, artikel 41.2.1

3.

Tanya

:

A2 mendribble bola ketika B2 dalam posisi bertahan yang legal berada di jalur A2. Kemudian B2 bergerak menyamping untuk mempertahankan posisinya terhadap A2. A2 mengalami kontak dengan badan B2 ketika B2 sedang bergerak tanpa kedua kaki menyentuh lantai. Apakah pemain B2 dikenai foul?

Jawab

:

Tidak, artikel 44.6.4, 44.6.5

4.

Tanya

:

Ketika A2 sedang mendribble bola, A4 dan B4 dikenai double foul. Foul oleh B4 dianggap sebagai diskualifikasi. Apakah permainan dilanjutkan dengan tim A melakukan throw-in?

Jawab

:

Ya, artikel 45.2.2

5.

Tanya

:

A1 sedang memegang bola untuk melakukan throw-in ketika A3 melakukan foul terhadap B3. Foul tersebut merupakan yang kelima kalinya dilakukan oleh tim A pada periode tersebut. Apakah tim B seharusnya dihadiahi free throw?

Jawab

:

Tidak, artikel 55.2.2

6.

Tanya

:

Pelatih tim A dibolehkan untuk melakukan time-out. Selama time-out, B2 melapor ke petugas meja untuk melakukan pergantian pemain. Apakah B2 harus menunggu izin dari wasit terlebih dahulu supaya pergantian pemain dapat dilakukan?

Jawab

:

Tidak, artikel 28.2.6

7.

Tanya

:

Ketika bola sedang berada di udara (ketika sedang dilakukan shooting), B3 menyentuh papan basket sehingga menyebabkan vibrasi atau getaran. Vibrasi tersebut nampaknya menyebabkan shooting yang dilakukan menjadi gagal. Apakah B3 seharusnya dikenai technical foul?

Jawab

:

Tidak, artikel 41.3

8.

Tanya

:

A1 melakukan foul kelimanya. Sebelum foul dilaporkan ke petugas meja, A1 juga melakukan technical foul. Apakah hukuman technical yang telah dilakukan adalah satu kali free throw, kemudian diikuti dengan penguasaan bola oleh tim B?

Jawab

:

Tidak, artikel 13.1 dan 51.2

9.

Tanya

:

Pemain A2, A3, dan A4 telibat dalam situasi perkelahian dan akhirnya didiskualifikasi. Apakah seharusnya pelatih tim A juga terkena diskualifikasi?

Jawab

:

Tidak, artikel 47

10.

Tanya

:

Setelah tim B berhasil memasukkan bola, tim A dibolehkan untuk melakukan time-out. Ketika permainan dilanjutkan, A3 menguasi bola di luar lapangan dan bersiap-siap melakukan throw-in dari baseline. A3 melakukan passing ke A4 yang juga berada di luar lapangan dari sisi baseline yang sama. Kemudia A4 melakukan throw-in ke A5 yang berada di dalam lapangan. Apakah hal tersebut legal?

Jawab

:

Ya, artikel 26.2.2

Tugas Petugas Meja: Time-Out dan Pergantian Pemain

Saya akan mencoba mengilustrasikan dengan lebih realistis tentang interpretasi peraturan-peraturan time-out dan pergantian pemain.

Artikel 27.3.1
Seorang pelatih atau asisten pelatih mempunyai hak untuk meminta time-out. Cara melakukannya adalah dengan datang ke petugas meja dan meminta time-out dengan jelas, menggunakan isyarat dengan tangannya.

Artikel 28.2.1
Pemain pengganti mempunyai hak untuk meminta pergantian pemain. Cara melakukannya adalah dengan datang ke petugas meja dan meminta pergantian pemain dengan jelas, menggunakan isyarat dengan tangannya. Kemudian duduk di kursi pemain pengganti sampai ada kesempatan pergantian pemain.

Situasi 1:
Apakah pelatih boleh meminta time-out langsung dari bangku cadangan tanpa mendatangi petugas meja?

Interpretasi:
Sebenarnya, kejadian ini sangat sering terjadi pada kebanyakan pelatih. Pada situasi ini, petugas meja seharusnya memberikan toleransi dan menginformasikan ke wasit dengan membunyikan tanda ketika ada kesempatan time-out.
Sering kali, petugas meja terlalu berkonsentrasi pada pertandingan, dan tidak mendapatkan kontak visual dengan pelatih, sehingga tidak mengetahui kalau ada permintaan time-out. Pada kasus ini, dibutuhkan komunikasi verbal antar semua petugas meja. Meskipun demikian, pelatih seharusnya menyadari bahwa mereka beresiko tidak memperoleh kesempatan time-out jika petugas meja tidak mendengar atau melihat sinyal dari bangku cadangan.

Situasi 2:
Ketika bola mati dan waktu pertandingan berhenti, pelatih A, dari bangku cadangan, meminta time-out secara langsung pada wasit terdekat. Apakah akan diberikan kesempatan time-out?

Interpretasi:
Petugas meja seharusnya tidak memberikan time-out, tetapi bukannya memulai lagi pertandingan, wasit tersebut seharus bekerja sama dengan petugas meja dengan menyampaikan secara langsung permintaan time-out ke petugas meja atau mengarahkan pelatih A untuk menuju ke petugas meja. Selanjutnya petugas meja seharusnya mengabulkan permintaan pelatih A dengan memberikan kesempatan time-out.

Situasi 3:
Saat terdapat kesempatan pergantian pemain, wasit sedang memberikan bola ke tangan pemain yang akan melakukan throw in. Pada saat itu, pemain pengganti dari tim A datang dari bangku cadangan menuju petugas meja dan mengajukan permintaan pergantian pemain.

Interpreatasi:
Karena kesempatan pergantian pemain belum berakhir, petugas meja seharusnya bekerja sama dan mengindikasikan ke wasit bahwa telah terjadi permintaan pergantian pemain dengan secepatnya membunyikan tanda.

Situasi 4:
Tim A diberikan kesempatan melakukan pergantian pemain. Pemain A10 yang sebelumnya berada di kursi pemain pengganti sekarang berada di dalam lapangan. Pada saat itu, empat pemain lainnya, dari masing-masing tim, meninggalkan bangku cadangan dan menuju ke petugas meja untuk meminta pergantian pemain.

Interpretasi:
Karena kesempatan pergantian pemain belum berakhir, petugas meja seharusnya bekerja sama dan mengindikasikan ke wasit bahwa terjadi permintaan pergantian pemain tambahan dengan secepatnya membunyikan tanda.

Situasi 5:
Saat terjadi pergantian pemain oleh tim A, wasit meminta dengan tegas bahwa:
  1. Pemain pengganti dan pemain yang digantikan seharusnya melalui tengah-tengah lapangan, tepat di depan petugas meja.
  1. Pemain yang digantikan seharusnya meninggalkan lapangan bersamaan dengan masuknya pemain pengganti.
Apakah prosedur ini benar?

Interpretasi:
Prosedur ini salah karena akan terjadi penundaan waktu untuk memulai lagi pertandingan.
  • Pemain yang digantikan tidak perlu melapor ke petugas meja atau wasit, dan diizinkan untuk meninggalkan lapangan secepatnya melalui sisi manapun.
  • Pemain pengganti seharusnya tetap berada di luar garis batas, sampai wasit memperbolehkannya memasuki lapangan.
Setelah melakukan kontak visual dengan petugas meja dan pemain pengganti, wasit boleh memberikan isyarat dari di mana dia berada, tidak perlu berdiri di depan petugas meja. Tugas penting untuk wasit dan petugas meja saat terjadi pergantian pemain adalah:
  • Memastikan bahwa jumlah pemain yang meninggalkan lapangan sama dengan jumlah pemain pengganti yang memasuki lapangan.
  • Menyelesaikan proses pergantian pemain dan memulai lagi pertandingan secepat mungkin.

Situasi 6:
Kesempatan pergantian pemain atau time-out baru saja berakhir ketika pelatih A berlari ke petugas meja, dengan suara lantang meminta pergantian pemain atau time-out. Petugas meja bereaksi salah dengan membunyikan tanda. Wasit membunyikan peluit dan menginterupsi pertandingan.

Interpretasi:
Karena peluit wasit, bola menjadi mati dan waktu pertandingan berhenti, mengindikasikan kemungkinan kesempatan pergantian pemain atau time-out. Tetapi karena permintaan terlambat dilakukan, maka permintaan pergantian pemain atau time-out seharusnya tidak dikabulkan.